SEJARAH GEREJA ASIA

>> 31 Mei 2008

Gereja di Asia Tengah

1. Afghanistan

Negara Afghanistan adalah sebuah Negara muslim yang cukup ketat dengan aturan keagamaannya. Kekristenan masuk di Afghanistan pada abad 15 M yang dibawa oleh kaum Nestorian. Akan tetapi perkembangan gereja di Afghanistan berjalan agak lambat karena rakyat Afghanistan sendiri telah menganut agama Zoroaster dan muslim yang sangat ketat. Pada mulanya Negara ini sangat tertutup dengan Injil, hal ini dikarenakan sulitnya orang kristen masuk ke sana kecuali atas izin dari rajanya (Raja Amir). Setelah tahun 1947 dimana adanya pemisahan antara India dan Pakistan, Afghanistan sudah mulai terbuka. Hal ini mengakibatkan pada tahun 1966 telah berdiri International Afghan Mission. Proses masuknya Kristen di Afghanistan adalah melalui pelayanan medis dan sosial. Adapun tantangan yang dihadapi dalam penginjilan di negara ini adalah banyaknya suku-suku yang belum menerima Alkitab dalam bahasa mereka sendiri dan penindasan dari agama muslim juga membuat proses penginjilan berjalan lambat. Tapi seiring dengan modernisasi dan kemajuan zaman maka ada banyak segi-segi kehidupan yang bisa dimasuki Injil dan semakin banyak orang-orang yang ke luar dari Afghan juga turut mempermudah.

2. Bangladesh

Pada saat ini di Bangladesh jumlah total masyarakat kristen diperkirakan 245.000, dimana 135.000 orang kaum Roma Katholik dan Protestan 110.000 orang. Pertumbuhan gereja di Bangladesh berjalan lambat karena (1) perlawanan terhadap Injil oleh agama-agama etnik di Asia. Islam dan Hindu begitu mendalam berakar, (2) perlawanan dan ketidakacuhan yang nyata dari kaum Muslim dan Hindu terhadap berita kristen telah membuat para misionaris mula-mula Inida berkonsentrasi pada pendidikan dan mengorbankan penginjilan, (3) masalah kelalaian.

Di Bangladesh pada saat ini telah adanya jaminan kebebasan beragama untuk semua kepercayaan tanpa ada yang diistimewakan. Salah satu cara penginjilan di sana ialah pelayanan korespondensi Alkitab dan hal ini cukup memberikan hasil yang baik. Selain membuka sekolah korespodensi Alkitab Bangladesh, telah ada literatur kristen dan beberapa Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa beberapa kelomok suku di Negara tersebut. Dalam hal pendidikan juga cukup banyak membantu, dimana sekolah kristen telah mulai berdiri tetapi seminari belum ada di sana sehingga para pemimpin gereja harus belajar ke luar negeri dan hal ini cukup menghambat pertumbuhan gereja di Bangladesh.

3. India

Di India saat ini telah ada lebih dari 14 juta orang yang beragama kristen. Di Negara ini ada gereja tertua yaitu Mar Thoma yang diyakini didirikan oleh rasul Tomas. Gerakan-gerakan masal pada abad yang lalu sangat memperbesar gereja India. Tetapi akibatnya dua persoalan mengganggu gereja saat itu yaitu nominalisme diantara banyak anggota gereja dan reaksi yang kritis terhadap para misionaris karena menurut dugaan orang misionaris mengeksploitasi kesulitan kasta-kasta yang lebih rendah dan yang tidak beruntung yang merupakan bagian dari gerakan-gerakan masal. Gereja di India tersebar karena adanya gerakan masal, akan tetapi gereja-gereja di Inida sudah lama menjalankan pemerintahan sendiri, namun sasaran-sasaran belum sepenuhnya terealisasi. Sangat disayangkan, gereja di banyak tempat pada saat ini tidak mampu berkembang pesat karena kekurangan sumber daya, tenaga dan visi. Gereja terklibat sekian banyak upaya mengkonsolidasi diri sehingga ada sedikit saja waktu dan minat untuk penginjilan. Lalu ada sikap baru dalam agama Hindu yakni suka mementingkan diri dan menghadapi gerakan-gerakan masal dengan sikap permusuhan.

Gereja di Asia Timur

1. Jepang

Agama Kristen di Jepang pada mulanya dibawa oleh Fransiskus Xaverius. Kekristenan berhasil masuk ke jepang dan puncaknya pada tahun 1615 dimana ada setengah juta orang kristen di sana. Akan tetapi sebelum tahun 1650 apa yang dianggap sebagai gerakan kristen yang paling menjanjikan itu ditindas secara kejam. Setelah masa Xaverius, kekristenan masuk di jepang melalui misi dari negara barat melalui jalur perdagangan, pertukaran teknologi. Perkembangan kekristenan yang pesat terjadi ketika adanya himpunan mahasiswa-mahasiswa kristen. Pada perkembangan selanjutnya tahun 1980-an merupakan masa paling gawat bagi perkembangan kristen dimana negara menekan gereja karena tidak mau tunduk pada aturan negara yaitu menyembah kepada Kaisar. Hingga perang dunia I perkembangan gereja sangat lambat. Setelah perang dunia II, Jepang masih tetap ladang yang terbuka untuk penginjilan walau tergolong ladang yang keras, Jepang harus tetap mendapat prioritas utama sebagai suatu ladang tuaian yang potensial dengan hasil yang tinggi.

2. Cina

Perjumpaan Cina dengan agama Kristen sudah meliputi hampir 1500 tahun. Agama Kristen di cina pertama-tama diperkenalkan pada masa dinasti T’ang (618-905 M) yang dibawa oleh kaum Nestorian. Cara yang digunakan untuk penyebaran agama di sana adalah dengan cara kontekstualisasi seperti yang dilakukan oleh Mateo Ricci. Hal ini membuat orang-orang Cina terbuka dengan kekristenan sekalipun ada begitu banyak tantangan dari beberapa pihak misalnya penganut aliran agama Budha, agama-agama suku dan juga pemerintah. Setelah dinasti T’ang kekristenan tetap hidup di Cina. Penginjilan yang memiliki pengaruh yang besar di Cina adalah penginjilan yang dilakukan oleh Hudson Taylor. Ia pergi ke Cina dan melakukan penginjilan di daerah pedalaman Cina. Hal ini ternyata membuahkan hasil yang sangat besar. Setelah pelayanan Taylor maka muncullah pemikiran-pemikiran dunia modern seperti darwinisme, patriotisme nasional dan doktrin-doktrin radikal seperti sosialisme dan anarkisme. Hal ini menyebabkan munculnya pemberontakan, salah satunya adalah pemberontakan Boxer yang membunuh 180 misionaris dan ribuan orang Kristen Cina. Akan tetapi ketika kaum komunis memerintah di Cina maka kekristenan mengalami tekanan yang luar biasa (1949). Pencetusan Gerakan Tiga Mandiri benar-benar membuat gerakan kristen Cina bersikap merendahkan diri pada negara. Hingga saat ini kekristenan di Cina sangat sulit berkembang dan hanya bisa dilakukan dengan sembunyi-sembunyi (Underground Church).

3. Korea

Kekristenan di Korea berkembang dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan karena keterbukaan hati orang Korea dan ketahanan terhadap penganiayaan. Pada abad ke-16 agama Katolik masuk ke Korea dan pada abad ke-17 agama protestan baru masuk. Walaupun tergolong masih muda tapi kekristenan berkembang pesat hanya dalam jangka waktu 10 tahun (1900-1910) pengikut kristen sebesar 900% dan pada tahun 1912 sudah mengirim misionaris yang dibiayai sendiri. Akan tetapi dibalik ledakan kekristenan yang besar ini terjadi perpecahan di dalam gereja karena denominasi. Pada tahun 1895-1910 terjadi ledakan besar pertumbuhan gereja , KKR injili yang besar, perkembangan-perkembangan lembaga kristen juga memberikan sumbangan terhadap penyebaran agama dan juga mempertahankan serta melatih orang-orang yang baru percaya. Setelah negara Korea tebagi dua yaitu Korea Utara dan Korea Selatan maka perkembangan kekristenanpun sudah berubah. Kekristenan di Korea Utara berjalan sangat lambat karena tekanan dari komunis sementara Korea Selatan berkembang pesat karena diberi kebebasan untuk beragama dan menyebarkan agama Kristen.

Setelah mengetahui sejarah gereja Asia Timur dan Tengah, maka ada beberapa hal yang ingin saya tanggapi:

  1. Gereja di Asia Timur lebih cepat berkembang dari pada gereja di Asia Tengah dan hingga hari ini masih tetap bertahan.
  2. Orang-orang di Asia Timur lebih cepat menerima injil dari pada orang-orang di Asia Tengah atau dengan kata lain orang-orang di Asia Timur lebih terbuka dari pada orang-orang yang ada di Asia Tengah.
  3. Asia Tengah lebih banyak dikuasai Islam sehingga menyebabkan injil sulit masuk dan gereja sulit berkembang, sementara di Asia Tengah Islam tidak terlalu berkuasa tetapi lebih dikuasai oleh komunis dan agama Budha sehingga injil lebih mudah masuk dan gereja lebih cepat berkembang. Namun bukan dalam arti tidak mengalami penindasan. Kekuatan Islam (Arab) sangat mempengaruhi negara di Asia Tengah karena negaranya berdekatan dan Islam sepertinya sudah berakar di sana.
  4. Gereja di Asia Timur setelah didirikan langsung mandiri sementara gereja di Asia Tengah hingga saat ini masih terus bergantung dengan bantuan dari negara luar. Hal ini juga menyebabkan gereja di Asia Timur sudah banyak yang mengirimkan misionaris (cth: Korea Selatan) sementara gereja Asia Tengah masih tergolong sulit mengirimkan misionaris. Hal ini juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi negara yang mana negara Asia Timur lebih tinggi pendapatannya dari pada negara di Asia Tengah.
  5. Secara teknologi dan ilmu pengetahuan orang-orang di Asia Timur lebih maju dari pada orang-orang di Asia Tengah, hal ini menyebabkan Asia Timur lebih terbuka dengan Negara-negara Barat.
  6. Negara-negara di Asia Timur memiliki budaya dan bahasa yang hampir seragam sehingga untuk masuk ke dalam agak lebih mudah dan penerjemahan Alkitab juga lebih cepat, sementara di Asia Tengah budayanya bermacam-macam dan bahasanya juga berbeda-beda, hal ini agak membuat kesulitan untuk masuk ke daerah tersebut dan penerjemahan Alkitab juga turut lambat.
  7. Pada awal penginjilan di negara Asia Timur lebih banyak menggunakan cara kontekstualisasi, contoh: Mateo Ricci, Hudson Taylor, Fransiskus Xaverius sehingga orang-orang di Asia Timur lebih cepat terbuka dengan injil, namun di negara di Asia Tengah, penginjilan pada mulanya lebih banyak diwarnai oleh budaya Barat sehingga membuat kekristenan sulit diterima.

BY: TRISNA ZEBUA

0 komentar:

About This Blog

About This Blog

  © Blogger template Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP