Tafsiran Angka 666 (Wahyu 13:18)

>> 01 Juli 2008

Tafsiran Mengenai Bilangan 666

Wahyu 13:18

Mungkin ada ratusan tafsiran tentang maksud dan arti dari bilangan 666. Seratus tahun setelah Kitab Wahyu ditulis, Irenius, murid dari Polikarpus, murid Yohanes, hanya dapat mengajukan tiga kemungkinan. Walaupun jaman ini sulit dipahami, tetapi tampaknya orang-orang kudus yang berhikmat pada akhir jaman tentu akan mengerti artinya. Satu tafsiran yang diuraikan oleh Beasley-Murray, yaitu ternyata kalau nama Yunani Kaisar Nero ditulis dalam huruf Ibrani yang bilangannya 666. Dan kalau nama Latin Kaisar Nero ditulis dalam huruf Ibrani, bilangannya 616. Bilangan ini ragam dari bacaan dalam Codex Ephraemi Recriptus dari abad kelima.

Rupanya kita tidak dapat mengetahui identitas bilangan itu. Tetapi kita memahami bahwa pemakaian bilangan 666 adalah sesuai dengan gaya Kitab Wahyu, karena bilangan 666 tetap tidak mencapai kesempurnaan sebagaimana bilangan 777. Mengenai binatang itu merupakan jumlah manusia sebesar 666. Penjelasan dalam bentuk prakiraan jumlah tersebut sangat banyak, masing-masing golongan manilai prakiraan mereka yang paling tepat. Beberapa contoh berikut:

  1. Irenius, pada tahun 130-202 AD mengatakan bahwa bilangan 666 adalah angka dari Latinisasi. Latin dalam bahasa Yunani: Lateinos, L =30, A =1, T =300, E =5, I =10, N =50, O =70, S =200, jadi jumlahnya 666. Sebab setiap huruf Latin melambangkan satu angka tertentu. Para penafsir setelah jaman reformasi, menentang agama Roma Katolik, mereka segera menerima penjelasan Irenius tersebut, menganggap bahwa angka 666 ini adalah Latinisasi. Bahasa yang dipakai dalam kekaisaran Romawi adalah bahasa Latin, Uskup Romawi juga hanya memakai Alkitab bahasa Latin, puji-pujian serta liturgy ibadah memakai budaya Latin. Maka, angka 666 sebagai pelambang keuskupan dan pengajaran agama Roma Katolik.
  2. Pendapat yang berdasarkan mitos Yunani, menunjukkan seorang penentang Allah bernama: Teitan, jumlah angka bagi namanya adalah: T =300, E =5, I =10, T =300, A =1, N =50, jumlah seluruhnya menjadi 666.
  3. Diambil dari arti Arnoumai, artinya saya menyangkal. Kata ini menyatakan suatu pengakuan bahwa “saya menyangkal Kristus”, dan inilah 666. Sebab A=1, R=100, N=50, O=70, U=400, M=40, E=5, jumlahnya menjadi 666.
  4. Nama Latin untuk Kaisar Nero adalah Neron, N=50, E=6, R=500, O=60, N=50, jumlah seluruhnya =666.
  5. Pada masa perang dunia kedua, seorang dokter yang bernama Kepler sebagai perancang bahwa A=100, B=101, untuk menghitung jumlah nilai bagi nama Hitler, H=107, I=108, T=119, L=111, E=104, R117, jumlah =666. Kesimpulan ini adalah permainan kata, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
  6. Banyak penafsir dewasa ini menganggap Kaisar yang menganiaya jemaat secara hebat pada jaman rasul Yohanes itu adalah Kaisar Nero, maka angka 666 ini menunjukkan raja Nero.
  7. Angka 666 dalam bahasa Yunani adalah Hexkoaioi hekekonta hex. Singkatan nama untuk Kristus ialah xs, bentuk huruf seperti ular, dan lafal kata ini adalah ks seperti suara yang dikeluarkan oleh ular. Maka dijelaskan sebagai tanda bagi anti Kristus atau Kristus palsu.

Jikalau kita meneliti pemberitaan Kitab Wahyu, melihat adanya serangan setan terhadap jemaat, alat yang dipakai setan untuk menyerang orang-orang kudus, baik itu dari sudut agama, politik, maupun system ekonomi, semuanya sangat terbatas sifatnya dan tidak sempurna; yang tidak mungkin dengan tuntas melenyapkan jemaat dan orang-orang kudus yang sudah tertebus oleh darah Kristus. Maka angka 666 ini seharusnya menunjukkan setan dan agama, politik, kekuatan ekonomi manusia yang sangat terbatas dan yang tidak sempurna. Ia bersama para pengikutnya mutlak tidak dapat dibandingkan dengan angka 777 dari Kristus serta orang-orang kudus berada di bawah perlindungan-Nya. Karena itu, di tengah penganiayaan apapun orang-orang kudus harus mengingat kemenangan Kristus dengan iman bersama Kristus untuk berjuang dalam peperangan rohani.

Untuk mengerti angka 666 ini yang penting di sini adalah hikmat. Bilangan binatang tidak langsung jelas terlihat. Untuk memahaminya perlu dipikirkan dan direnungkan terlebih dahulu. Yang dimaksudkan dengan hikmat bukan hanya akal budi saja, tetapi pikiran yang diterangi oleh Roh Kudus. Menghitung bilangan binatang itu: yang dimaksudkan bukan mencari hitungan atau mengurai bilangan ini seperti teka-teki, tetapi memikirkan dan merenungkannya agar kita paham apa maksudnya. Wahyu tidak mengatakan teka-teki kepada kita, tetapi memperlihatkan lambang-lambang guna menjelaskan pekerjaan Tuhan dan usaha iblis untuk merusakkannya. Wahyu tidak menyembunyikan kehendak Allah bagi kita, tetapi memberi petunjuk, nasihat dan penghiburan agar kita mengenal kehendak Tuhan dan setia menurutinya.

Daftar Pustaka

Hagelberg, Dave. Tafsiran Kitab Wahyu Dari Bahasa Yunani. Jogjakarta: Andi,2005, hlm 203

Wongso, Peter. Eksposisi Doktrin Alkitab Kitab Wahyu. Malang: SAAT, 1996, hlm 619-621

0 komentar:

About This Blog

About This Blog

  © Blogger template Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP